BAB
I
PENDHULUAN
ABSTRAK
Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, informasi merupakan
salah satu bagian terpenting dalam kehidupan. Salah satu cara penyampaian
informasi yakni dengan media Internet melalui website. Ada banyak tujuan dalam
pembuatan website disesuaikan dengan tujuan organisasi maupun pribadi. Dalam
dunia bisnis, hal ini merupakan sebuah peluang untuk melakukan Electronic
Business (e-business) dan Electronic Commerce (e-commerce).
Menurut Turban (2006 :18) e-commerce merupakan perdagangan
elektronik yang mencangkup proses pembelian, penjualan, transfer, atau
pertukaran produk, layanan, atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk
internet. Masih menurut Turban
(2006:18), e-business merujuk pada definisi e-commerce yang lebih
luas, tidak hanya pembelian dan penjualan barang serta jasa, tetapi juga
pelayanan pelanggan, kolaborasi dengan mitra bisnis, e-learning, dan transaksi
elektronik dalam perusahaan. Model
transaksi tersebut teraplikasi dalam situs-situs seperti Bhinneka.com,
Amazon.com, eBay.com, Kaskus.us dan situs lainnya yang sudah familiar di
kalangan bisnis dan pengguna internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Jenis Media Iklan
Media iklan adalah segala
sarana komunikasi yang dipakai untuk mengantarkan dan menyebar luaskan pesan –
pesan iklan.
Setelah selesai merancang content apa saja yang akan
ada dalam sebuah situs web, pekerjaan (besar) selanjutnya adalah merancang
produk-produk apa saja yang akan dijual dalam situs web tersebut. Berikut ini
adalah bentuk-bentuk iklan online yang dapat memberi Anda gagasan baru untuk
mengembangkan produk jualan Anda nantinya.
1. Direct Advertising , di mana pemasang iklan dan
pemilik media berhubungan langsung dan menandatangani kontrak untuk menampilkan
iklan atau inisiatif promosi lainnya.
2. Self-service Advertising: Pendekatan iklan baru
di mana materi iklan, penempatan iklan, tampilan serta teks dikerjakan sendiri
oleh pemasang iklan melalui metode proses yang dilakukan sendiri di Online.
Contoh: Blogads dan Google AdWords.
3. Ad Networks: Sebuah jaringan (network) iklan yang
menghubungkan dan memediasi antara
pemasang iklan dengan pemilik situs web.
Jaringan iklan seperti ini biasanya menargetkan kampanye-kampanye yang
tidak mempunyai target audience khusus, tetapi mengincar sebesar mungkin orang
yang melihat iklan dengan biaya sekecil mungkin. Contoh: ValueClickMedia dan
Tribal Fusion.
4. Contextual Advertising: Iklan yang ditargetkan
pada content. Iklan tidak ditampilkan secara random, tetapi telah dipilih oleh
sistem secara otomatis sesuai dengan content yang relevan dengan iklan
tersebut. Contoh: Google AdSense dan Yahoo Publisher Network.
5. Twitter Advertising: Iklan yang berfungsi sebagai tweet dari
pemasang iklan, yaitu iklan berbasis keyword yang pendek, yang didistribusikan
kepada user yang membaca content yang sesuai dengan keyword yang dipilih.
Contoh: Magpie dan Twittad.
6. In-Text Advertising: Sistem in-text advertising
secara otomatis menghubungkan kata-kata tertentu di dalam website dengan
content iklan yang berhubungan. Contoh:
Kontera dan Vibrant in-Text Ad.
7. Ad Network Optimization: Jasa optimasi iklan ini mengevaluasi dan
memilih iklan yang membayar terbanyak untuk ditampilkan dalam halaman web
dengan mengevaluasi semua pilihan serta ukuran iklan yang paling baik, dan
karakteristik visualnya. Contoh: PubMatic dan YieldBuild.
8. Rep Ad Agencies: agen periklanan yang mewakili
blog-blog serta situs web tertentu dan memediasi penjualan mereka untuk
kampanye-kampanye besar yang dilakukan brand-brend besar ataupun agensi iklan
besar. Contoh: Federated Media dan Tribal Fusion.
9. Social Advertising: Iklan untuk social media.
Tidak seperti iklan tradisional, format iklan ini memanfaatkan dinamika
pengaruh sosial seperti pengaruh peer group, word of mouth, viral marketing dan
rekomendasi langsung dari teman ke teman. Contoh: VideoEgg dan Meebo.
10. Video Advertising: Bentuk iklan yang ditargetkan
pada content video. Berbagai format tersedia, termasuk iklan dinamis yang bisa
tampil sebelum, setelah, ataupun selama tayangnya content video tertentu.
Contoh: Voxant dan AdSense for Video
11. RSS Advertising: Iklan ini ditampilkan di dalam
RSS Feed, yang bisa disesuaikan dengan konteks content RSS feed tersebut atau
secara manual ditargetkan pada kebutuhan promosi tertentu. Contoh: Pheedo dan
Feedvertising.
12. Sponsorship: adalah bentuk bantuan dana atau
bisa juga dalam bentuk produk/layanan sebagai ganti promosi terhadap suatu
brand. Sponsorship online adalah strategi alternatif yang banyak digunakan dan
dianggap lebih efektif daripada pemasangan iklan online berbentuk banner.
B.
Strategi periklanan berbasis internet
1.
Menarik Secara Visual
Iklan harus menarik secara visual. Dalam
media massa, iklan mestinya
berwarna-warni untuk menarik perhatian pembaca. Dalam internet, prinsip ini dapat direalisasikan
dengan mengadopsi isi web yang bergerak dan interaktif, yang mampu
membius perhatian pengunjung serta menarik kunjungan yang
berulang-ulang. Contoh iklan yang menarik secara visual adalah iklan dari
E-Commerce L’Oreal (www.loreal.com) yang telah mendapat dua perhargaan
Top Com. L’Oreal termasuk perusahaan paling mengagumkan di Perancis
pada tahun 2002 menurut majalah Fortune. Perusahaan yang
bergerak dalamindustri kosmetik dan sabun ini mengungguli perusahaan Vivendi
Universal, Total Fina Elf, Cristian Dior dan Vinci.
2. Membidik Kelompok
Tertentu
Iklan harus dibidikkan ke kelompok
tertentu atau ke konsumen perorangan.
Iklan mestinya dicustomize -kan, dan berbicara pada level personal
(personalisasi). Dari berbagai segmentasi yang telah ada, segmentasi yang mengarah ke
komunitas dan personal lah yang akan berhasil, karena persaingan begitu
ketat, perusahaan top dunia masuk dalam persaingan tersebut. Strategi
personalisasi inilah yang menjadikan perusahaan menjadi beda dengan perusahaan
lain di mata pelanggan. Pelanggan akan lebih menyukai sesuatu yang
menjadi milik pribadi. E -mail dengan mencantumkan “nama pribadi” orang
yang tuju, harus dapat lakukan.
Pendekatan lain adalah membiarkan
pelanggan mengambil informasi dalam situs Anda. Perusahaan keuangan
biasanya, melakukan hal ini, misalnya Finansial Engine. Finansial Engine
merupakan situs t erbaik dalam bidang perencana keuangan tahun 2002 versi
majalah Yahoo.
3. Isi
Situs Web Bermanfaat bagi Konsumen
Isi situs
bermanfaat bagi konsumen. Web page mestinya memberikan informasi yang berharga,
dengan menghindari file tidak berguna dalam ukuran besar yang hanya akan
memperlambat waktu download. Untuk menjadikan isi situs web itu bermanfaat bagi
konsumen, maka harus disesuaikan dengan tujuan periklanan, yaitu memberi
informasi, melakukan persuasi, mengingatkan pembeli, menambah nilai dan
membantu bagia n lain.
4.
Menekankan Merek dan Citra Perusahaan
Iklan harus
menekankan merek dan citra suatu perusahaan. Iklan, beserta produk dan
layanannya, mestinya menekankan bahwa ia berbeda dengan iklan milik para
pesaing lainnya. Strategi kreatif diperlukan dalam perancangan iklan seperti
strategi generik, strategi preemtif, strategi unique selling proposition,
strategi brand image, strategi inherent drama, dan strategi positioning.
5. Iklan
Merupakan Bagian dari Strategi Pemasaran.
Iklan merupakan
bagian dari strategi pemasaran secara keseluruhan.Perusahaan harus secara aktif
berpartisipasi dalam semua jenis aktivitas internet, seperti newsgroups,
mailing list, dan bulletin boards. Semua aktivitas memerlukan strategi. Juga,
iklan online mestinya dikoordinasikan dengan iklan offline (di luar
internet).Iklan Merupakan Bagian dari Strategi Pemasaran. Iklan merupakan bagian
dari strategi pemasaran secara keseluruhan. Perusahaan harus secara aktif
berpartisipasi dalam semua jenis aktivitas internet, seperti newsgroups,
mailing list, dan bulletin boards. Semua aktivitas memerlukan strategi. Juga,
iklan online mestinya dikoordinasikan dengan iklan offline (di luar internet).
6. Iklan
harus Berhubungan dengan Proses Ordering
Iklan harus
berhubungan dengan proses ordering. Ketika pelanggan menjadi tertarik setelah
melihat iklan tersebut, item yang diiklankan harus bisa langsung dipesan dan
dibayar, dan sebaiknya dengan cara online juga.
7.
Mendesain Iklan Internet.
Mendesain iklan internet. Desain situs web dikatakan
berhasil bila ia merupakan seni sekaligus ilmu. Pada bab 2 telah dijelaskan
tentang melaksanakan pesan iklan. Dalam melaksanakan pesa n iklan ada empat hal
pokok, yaitu gaya, nada, kata dan format. Sesungguhnya ini merupakan tugas yang
sangat berat. Kajian lain mengenai iklan web di sebuah perusahaan Web, yaitu
Athenia Associates, yang dilakukan oleh mahasiswa -mahasiswa fakultas ekonomi
di Universitas Michigan menunjukkan bahwa iklan yang ditempatkan pada sudut
kiri bawah layar, di sebelah scroll bar, menghasilkan 228 persen lebih tinggi
click-through dibandingkan iklan yang ditempatkan di sisi atas layar. Kajian itu
juga menemukan bahwa iklan yang ditempatkan di wilayah sepertiga bagian layar
ke bawah akan menghasilkan peningkatan click-through 77 persen lebih tinggi di
banding iklan yang ditempatkan di sisi atas page, tempat di mana iklan biasanya
dipasang. Andrew Kind, webmaster di Athenia, menghubungkan tingginya tingkat
click -through dengan penempatan iklan di “zona klik” tempat mouse pemakai
secara natural terarah. Informasi lengkap mengenai kajian itu dapat diakses
melalui alamat http://www.webreference.com/dev/banners . Dalam banyak kasus,
langkah untuk meminta bantuan pakar atau konsultan untuk merancang iklan
internet merupakan upaya yang sangat baik. Gehrke dan Turban (1999)
mengidentifikasi 50 variabel yang bisa meningkatkan (atau menurunkan) kepuasan pembeli terhadap web page serta konsekuensinya
pada kemauan mereka membaca iklan.
Kelima puluh variabel itu dibagi ke dalam lima kategori.
Mereka berdua melakukan eksperimen untuk menemukan hubungan penting di antara
variabel-variabel tersebut. Variabel paling penting di tiap kategori adalah:
1) Kecepatan Page-Loading
Grafik dan tabel harus sederhana tapi penuh makna, serta
harus sesuai dengan monitor standar, Thumbnail (icon graph) akan sangat
mendukung
2) Isi Bisnis
Diperlukan teks yang singkat dan jelas. Juga, compelling
page title dan header tex akan sangat berguna. Informasi yang diminta untuk
satu registrasi harus seminimal mungkin
3) Efisiensi Navigasi
Label yang jelas dan akurat, serta link jelas merupakan
keharusan Situs harus sesuai dengan browser, software, dll.
4) Keamanan dan Privasi
Keamanan dan privasi harus dijamin Penolakan cookies
option merupakan keharusan
5) Marketing customer focus
Harus disertakan syarat-syarat pembelian yang jelas,
termasuk informasi pengiriman, kebijakan retur, dll.
C.
Market research dan fase2nya.
a. Definisi
Marketing research
(riset pemasaran) adalah kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan
secara sistematis mulai dari perumusan masalah, perumusan tujuan penelitian,
pengumpulan data, pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi hasil penelitian.
Semuanya itu ditujukan sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka
identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil
riset pemasaran ini dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam
merebut peluang pasar. Berkenaan dengan definisi yang luas mengenai riset
pemasaran, American Marketing Association (AMA) memberikan definisi resmi
mengenai riset pemasaran sebagai “fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan
dan masyarakat umum dengan pemasar melalui informasi. Informasi ini digunakan
untuk mengidentifikasi dan menentukan peluang dan masalah pemasaran;
merumuskan, menyempurnakan dan mengevaluasi tindakan-tindakan pemasaran;
memantau kinerja pemasaran; dan menyempurnakan pemahaman yang dapat membuat
aktivitas pemasaran lebih efektif.
Informasi, Analisis, dan TindakanAnalisis atas informasi
yang dibutuhkan adalah titik awal dalam perencanaan dan perolehan informasi.
Informasi harus dihimpun dan dievaluasi untuk keputusan pemasar-an dan
dikaitkan dengan keseluruhan strategi perusahaan.
Informasi dikategorikan atas:
1.Informasi yang secara teratur dilaporkan kepada
manajemen pemasaran dari sumber-sumber internal dan eksternal
Contoh: Analisis biaya penjualan, pangsa pasar, dan
survei kepuasan pelang-gan; dan
2. Informasi yang diperoleh karena kebutuhuan untuk suatu
permasalahan atau situasi tertentu.
Contoh: Meliputi tes konsep produk baru, penelitian
preferensi merek dan penelitian efektifitas periklanan.
b. Fase-fase
Pemasaran
1.Perumusan
Masalah
Salah satu peranan penting dari riset pemasaran adalah
membantu merumuskan masalah yang harus diatasi. Riset hanya dapat dirancang
secara sistematis untuk memberikan informasi berharga jika masalah yang
dihadapi telah dirumuskan secara jelas dan akurat. Proses perumusan masalah
meliputi pula spesifikasi tujuan riset yang dilakukan.
2.Penentuan Desain Riset
Pada tahapan ini dibuat kerangka untuk melaksanakan
penelitian. Di dalamnya memuat secar a rinci prosedur untuk pengumpulan data,
cara pengujian hipotesis, kemungkinan jawab terhadap research questions samapi
dengan model analisis yang dipergunakan.
3.Perancangan Metode Pengumpulan Data
Setelah ditentukan model yang dipakai untuk pengumpulan
data, dilakukan kegiatan pengumpulan data
baik primer maupun sekunder. Pengumpulan data primer dapat dilakukan
dengan cara interviewing, dengan wawancara langsung, telepon maupun surat.
Sedangkan untuk mendapatkan data sekunder dapat digunakan fasilitas internet,
perpustakaan, publikasi lembaga-lembaga statistik, majalah dan sebagainya.
4.Perancangan Sampel dan Pengumpulan Data
Perancangan sampel harus dilakukan dengan menspesifikasi
kerangka sampling, proses pemilihan sampel dan jumlah sampel. Kerangka sampling
merupakan daftar unsur populasi yang harus diambil sampelnya. Proses pemilihan
sampel didasarkan pada berbagai metode sampling, baik probability sampling
maupun non probability sampling.
5.Analisis dan Interpretasi Data
Temuan riset pemasaran tidak akan ada nilainya jika tidak
dianalisis dan diinterpretasikan. Analisis data terdiri atas beberapa langkah,
yakni: editing, koding, tabulasi, analisis (misalnya uji statistik) dan
interpretasi data.
6.Penyusunan Laporan Riset
Laporan riset merupakan rangkuman hasil, kseimpulan dan
rekomendasi penelitian yang diserahkan kepada pihak manajemen untuk pengambilan
keputusan. Biasanya laporan riset akan menjadi standar penilaian yang digunakan
para eksekutif dalam mengevaluasi proses manfaat riset pemasaran. oleh sebab
itu laporan riset harus jelas, informatif dan akurat.
Perkembangan dalam teknologi informasi menyebabkan
revolusi dalam distribusi informasi. Dengan kemajuan dalam komputer, perangkat
lunak, dan telekomunikasi baru-baru ini, sebagian besar perusahaan melakukan
desentralisasi sistem informasi pemasaran. Dalam banyak perusahaan, manajer
pemasaran dapat mengakses langsung jaringan informasi lewat komputer pribadi
dan sarana-sarana lain. Dari lokasi mana-pun, mereka dapat memperoleh informasi
dari catatan internal atau jasa informasi yang disediakan pihak luar,
menganalisis informasi tersebut menggunakan paket data statistik dan model,
menyiapkan laporan dengan menggunakan pengolah kata atau sistem penerbitan
desktop, dan berkomunikasi dengan rekan sejawat dalam jaringan lewat komunikasi
elektronik.
D.
Interaktif marketing proccess di internet
Pemasaran
interaktif adalah sebuah metode pemasaran yang dilakukan oleh sebuah organisasi
dengan cara melakukan komunikasi dua arah antara marketer dengan customer-nya.
Pemasaran interaktif ini berkembang dengan adanya perubahan dan perkembangan teknologi
yang memudahkan setiap orang untuk berinteraksi jarak jauh, efektif, efisien,
dan menjangkau banyak orang. Jika dilihat penerapannya, banyak individu maupun
organisasi yang melakukan start-up sebuah bisnis dengan melakukan pemasaran
interaktif melalui media sosial yang berbasis internet ini. Namun bukan hanya
pada sekedar menekankan efektif dan efisien sebuah pemasaran melalui media
sosial maupun internet, tetapi pemasaran interaktif ini juga menekankan pada
aspek Customer Relationship Management yaitu bagaimana sebuah organisasi
ataupun individu yang melakukan pemasaran membangun relasi yang baik kepada
customer yang bertransaksi dan berinteraksi dengannya sehingga membangun
kredibilitas dari marketer tersebut.
Pemasaran interaktif pada bahasan-bahasan sebelumnya
sangat menyentuh pada bagian pemasaran yang dilakukan oleh organisasi yang
berorientasi kepada customer dan keuntungan bagi organisasi yang melakukan
pemasarannya. Namun menurut Spiller & Baier (2009), pemasaran interaktif
juga dapat dilakukan di berbagai sektor, yaitu B2B (Bussines-to-Bussines), B2C
(Bussiness-to-Consumer), Non-profit Organization, Govermental Organization,
serta Sports Organization, dan dalam realitasnya masih banyak organisasi atau
jenis marketer yang bisa melakukan pemasaran interaktif.
Pemasaran Interaktif yang dilakukan dalam B2B merupakan
proses di mana sebuah organisasi menyediakan barang dan jasa kepada industri
yang menjadi distributor yang langsung memasarkan kepada konsumen. Barang yang
disediakan berupa barang mentah di mana barang mentah tersebut nanti diolah
oleh industri dari organisasi lain yang nanti akan dijual kembali kepada pasar.
Barang mentah yang disediakan sangat bergantung kepada permintaan perusahaan
yang menginginkannya. Karakteristik daripada barang permintaan industrial
tersebut antara lain :
1.Derived Demand. Merupakan barang mentah yang diproduksi
berdasarkan permintaan konsumen. Contohnya adalah permintaan automobil seperti
ban, baja, ataupun kaca, merupakan barang yang diproduksi berdasarkan permintaan
dari perusahaan industri yang menginginkannya.
2.Inelastic Demand. Merupakan barang mentah yang dipesan
dalam jumlah yang banyak karena adanya varietas dari barang industri yang
diperlukan oleh perusahaan manufaktur untuk memprouksi sebuah produk tunggal
yang tidak terlalu berpengaruh kepada total cost dari produksi barang tunggal
tersebut.
3.Widely Fluctuating Demand. Merupakan permintaan barang
mentah yang disesuaikan dengan kondisi fluktuasi permintaan dari konsumen
tetapi juga bergantung pada kenaikan maupun penurunan inventoris barang
tersebut.
4.Knowledgeable Demand. Merupakan barang yang dipesan
berdasarkan minat tertentu dan keuntungan jika memilih untuk membelinya dari
sisi konsumen karena kebanyakan konsumen saat ini well-informed mengenai pemebelian
yang akan mereka lakukan.
Dengan perkembangan teknologi, salesperson yang
memasarkan kepada pembeli (pihak distributor tersebut) kini tidak perlu
bersusah payah mencari pembeli. Kini komunikasi bisa dilakukan dengan
elektronik sehingga memudahkan setiap pembeli untuk mencari informasi dengan
mudahnya. Ini bertentangan dengan kebiasaan yang terjadi dalam B2B, di mana
biasanya penjualnya yang datang kepada pembeli tetapi sekarang berubah terbalik
di mana pembeli itu sendiri yang datang kepada penjual barang atau jasa
tersebut.
Jika dibandingkan dengan transaksi yang dilakukan dalam
B2C, kita juga harus menyadari bahwa pembelian konsumen juga sering didasarkan
pada lokasi penjualnya. Misalnya jika ingin membeli baju maka kita membelinya
pada toko retail. Biasanya penjual atau produsennya datang kepada lokasi
pembelinya. Dalam melakukan pemasarannya, organisasi B2B melakukan analisa
perbandingan segmentasi demografis dari pembeli antara pembeli dari sisi
konsumen dengan sisi organisasi karena keduanya memiliki orientasi dan minat
yang berbeda. Perbedaan demografis dibedakan secara nama di mana keduanya
memiliki nama yang berbeda antara individu dengan korporat. Kemudian identifikasi selanjutnya adalah
berdasarkan umur, yaitu umur konsumen dengan umur industri memiliki perbedaan
produk yang akan dijual karena mempengaruhi sisi decision making dalam
melakukan sebuah pembelian dari keduanya sebagau sisi konsumen. Keduanya juga
dibedakan dalam pendapatannya, yaitu konsumen memiliki pendapatan pribadi sedangkan
industri memiliki pendapatan perusahaan, di mana keduanya juga dibedakan
berdasarkan kesejahteraan keuangannya yaitu di mana konsumen memiliki kekayaan
tertentu dengan perusahaan yang memiliki keuntungan bersih.
Walaupun keduanya memiliki perbedaan secara segmen, alat
dan metode yang digunakan untuk melakukan pemasaran secara mendasar adalah sama
menurut Spiller & Baier (2009), yaitu :
·
Melakukan kontrol
penjualan langsung (direct sales)
·
Mengenalkan produk baru
·
Memperkuat usaha dari
semua penjualan yang dilakukan
·
Membangun pasar dan
bentuk pengaplikasian pemasaran yang baru
·
Membangun citra yang baik untuk customer
Baik
dari sisi B2B maupun B2C sama sama mengkombinasikan database yang relevan untuk
memperoleh informasi mengenai customer. Mereka sama-sama melakukan analisa
untuk mengidentifikasi customer yang menurut mereka terbaik untu bisa dijadikan
prospeknya.
Selanjutnya
adalah organisasi non-profit atau organisasi yang tidak berorientasi kepada
keuntungan organisasi seperti LSM. Pemasaran interaktif sangat ideal bagi
organisasi non-profit karena dapat diukur, dapat dihitung, dapat ditargetkan,
efisien, serta membutuhkan respon secara langsung yang menjadi kualitas dari
organisasi tersebut dalam mendukung atau menjadi ahli pada suatu kasus.
Organisasi non-profit melayani sebagai forum dari sebuah kreasi dan penyaluran
pemikiran baru. Organisasi semacam ini, seperti rumah sakit dan universitas,
sangat berorientasi untuk memperoleh donasi pada sebuah kasus ataupun respon
untuk melakukan permohonan dukungan. Bentuk ini bisa berupa bentuk donasi
kepada organisasi amal dan bentuk lainnya yang sangat memerlukan pemasaran
interaktif agar bisa menyampaikan pesan secara tepat dan bisa mengena kepada
targetnya. Sebagai contoh adalah pemasaran Tap Project yang dilakukan oleh
UNICEF di mana kampanye tersebut mengajak seluruh penduduk Amerika untuk
berdonasi agar diberikan kepada masyarakat di belahan bumi lain yang
berkekurangan air bersih. Kampanye ini sangat memerlukan respon dan donasi
langsung sehingga diperlukan pemasaran interaktif agar bisa dilaksanakan dengan
efektif dan efisien karena goal dari organisasi ini adalah mebangun relasi
dengan banyak pendukungnya seperti klien, pendonor, relawan, dan customers yang
melakukan donasi.
Selanjutnya
adalah pemasaran interaktif yang dilakukan oleh pemerintah atau Governmental
Organization. Pemerintah sangat bergantung pada pemasaran interaktif untuk
melakukan interaksi publik serta membangun citra pemerintah untuk masyarakat.
Misalnya adalah Kementrian Keuangan Indonesia yang melakukan kampanye
pembayaran pajak yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak melaui
kampanyenya “Kring Pajak 500 200”, yang berhasil meningkatkan upaya peningkatan
kualitas pelayanan pajak bagi masyarakat. Kampanye ini tentunya sangat memerlukan
pemasaran interaktif, dan sudah jelas dilakukan melalui “Kring Pajak 500
200”-nya yang menjadi call center dalam memenuhi kebutuhan informasi mengenai
pajak.
Pemasaran
interaktif yang terakhir akan dibahas adalah yang dilakukan oleh Sports
Organization. Secara umum, semua marketer dari tim olahraga yang ada malukan
tujuan yang sama dalam melakukan pemasarannya yaitu menarik penonton untuk
memenuhi stadium, arena, taman, atau ring dengan fans setia mereka yang rela
mendukung timnya menuju kemenangan. Namun dalam melakukan pemasaran ini, sangat
perlu hati-hati karena memiliki beberapa tantangan tersendiri seperti bagaimana
memperoleh penonton dalam sebuah acara olahraga. Jika reputasi yang dimiliki
organisasi olahraga tersebut jelek pastilah penonton yang akan datang akan di
bawah ekspektasi, oleh karena itulah pemasaran interaktif ini juga berfungsi
untuk membangun citra manner dari organisasi olahraga tersebut.
REFERENSI
·
M. Suyanto. 2004. Strategi Periklanan pada E
-Commerce Perusahaan Top Dunia. Yokyakarta: Andi Offset.
·
Spiller, L., dan Baier, M. (2009). Contemporary Direct
and Interactive Marketing, Second Edition, New Jersey : Prentice-Hall, Inc.
·
http://www.pajak.go.id/content/news/kring-pajak-500200-kembali-raih-penghargaan